Faktanya, apa yang dikatakan Elliottidak benar. Saat hendak menghapus akun Facebook, pengguna tidak akanmendapatkan tawaran opsi untuk menghapusnya secara permanen. Yang bisaAnda lakukan cuma 'deactivate'. Tombol 'delete account' tak akan bisadijumpai dengan mudah. Pengguna musti pergi dulu ke Help Center danmelakukan pencarian 'delete account' sehingga akan membawa Anda ke lamanFAQ. Di pertanyaan nomor 5 yang berbunyi "I want to permanentlydelete my account. How do I delete my account?" Setelah itu, di bagianjawaban baru ada link yang mengarahkan pengguna ke opsi penghapusanpermanen. Sebagian besar informasi ini datang langsung dari kata kunci%% pro. Hati-hati membaca sampai akhir benar-benar menjamin bahwa Anda akan tahu apa yang mereka ketahui.
Repotnya lagi, setelah itu pengguna dipersulit lagidengan jendela yang meminta password lengkap dengan puzzle CAPTCHA.Sudah begitu, akun kita juga tidak langsung terhapus, karena hanya dideaktivasi selama dua pekan. Di sela-sela itu pun, Facebook masihmengirimi kita email berisi link simpel untuk kembali log-on, yang akanlangsung mengembalikan akun kita dalam sekejap. 3. Kepada NewYork Times, Elliot mengatakan bahwa keamanan pengguna Facebook terjaga.Untuk sebuah layanan yang bertumbuh secara dramatis, kami menanganilebih dari 400 juta orang untuk berbagi miliaran kepingan konten kepadateman-teman mereka serta institusi yang mereka perhatikan. Kami pikir,rekam jejak kami untuk masalah sekuriti dan keamana, tidak tertandingi,kata Elliot. Kenyataannya Facebook mengalami beberapa masalahdalam mengamankan data pribadi pengguna baru-baru ini. Pekan lalu,Facebook memperkenalkan fitur 'Instant Personalization' yakni fitur yangmemungkinkan pihak ketiga untuk mengakses informasi-informasi Facebookpengguna dan menampilkannya melalui situs pihak ketiga itu. Untuk fiturini, Facebook telah meluncurkan tiga mitra mereka, yakni Yelp, Pandora,dan Microsoft Docs.com. Namun, fitur baru itu menimbulkan celahyang bisa dimanfaatkan oleh peretas untuk mendapatkan data-data pentingpengguna seperti email, username, serta semua data-data yang di di-sharekepada "everyone". Celah itu sempat ditutup oleh Yelp, namunpada hari yang sama ditemukan lagi celah lainnya. Akibatnya, Yelp sempatmematikan sementara fitur Instant Personalization Facebook, untukmenemukan celah-celah baru lainnya. Selain itu, dua pekan lalu,para pengguna Facebook juga sempat dikejutkan dengan peristiwa bocornyapembicaraan chat mereka dan kebocoran data-data lain seperti daftartunggu dan permintaan pertemanan, serta informasi-informasi yangberpotensi berbahaya lain. Akibat bug ini, Facebook sempatmenon-aktifkan fitur chat-nya. Menurut New York Times, perubahankebijakan privasi Facebook memiliki motif ekonomi. Salah satunya adalahFacebook mencari uang dengan melakukan kustomisasi target iklanberdasarkan data-data yang muncul pada laman Facebook seseorang.
source:http://hack87.blogspot.com/2010/05/tiga-kebohongan-facebook-tentang.html