Senin, 19 April 2010

Kasus Makam Mbah Priok: Sebenarnya Biasa Saja Sih… « Ariefmas's Weblog

Ketika Anda memikirkan lowongan kerja informasi kerja terbaru 2010, apa pendapat Anda tentang pertama? Aspek dari lowongan kerja informasi kerja terbaru 2010 yang penting, yang penting, dan mana yang dapat Anda ambil atau meninggalkan? Anda menjadi hakim.

Kasus Makam Mbah Priok: Sebenarnya Biasa Saja Sih

Ditulis oleh 'Arief di/pada 19 April 2010

Sudah sepekan peristiwa Priok belum hilang begitu saja dari pemberitaan. Memang sudah bukan lagi berita aktual tapi tidak apa-apa toh posting hal yang sudah tidak aktual ? Minimal bisa untuk catatan pribadi..

Melihat judul postingan ini sebenarnya nggak enak juga. Peristiwa kerusuhan Priok kok dianggap biasa. Coba berempati keluarga yang ditinggalkan oleh korban-korban kasus Priok? Membayangkan juga kepemilikan hak hidup yang hilang begitu saja? Demikian juga dengan status kepemilikan lahan area makamnya Mbah Priok yang rasanya masih perlu menjadi PR untuk hukum pertanahan Indonesia? Ah tentu ahli-ahli hukum lebih tau hal itu bagaimana yang sebenarnya

Nah, apakah masih menganggap kalau kasus Priok itu kejadian biasa?

Masih dengan rasa prihatin yang mendalam menyimak berbagai pemberitaan mengenai kasus Priok. Bisa jadi sebenarnya kasus itu memang kasus yang biasa saja. Biasa saja dalam arti sudah seringkali kita saksikan dan kita tetap menganggapnya biasa-biasa saja. [Buktinya, banyak yang peduli, tapi juga banyak yang tidak peduli soalnya mau bagaimana lagi]

Okelah, meniru analogi kejaksaan pada waktu rame-ramenya pemberitaan kasus Bank Century beberapa abad yang lalu, mencoba ikut-ikutan ber-analogi juga untuk kasus Priok.
Dianalogikan dengan peristiwa kriminal penggunaan ganja umpamanya, atau kasus perselingkuhan saja lah jika pelaku adalah orang biasa saja seperti orang desa ini, tentu tidak akan heboh yang sampai diliput berbagai pemberitaan, namun coba kalau penggunaan ganja atau selingkuh itu dilakukan oleh artis beken. Wow.. tentu lain lagi ceritanya. Berbagai media massa akan meliputnya menjadi berita yang sensasional. Tentu saja akan menaikkan oplah bagi media cetak, juga menaikkan traffic untuk media online.

Sama juga dengan kasus Priok. Kembali pada akar permasalahan yaitu penggusuran lahan. Sering toh pemberitaan penggusuran lahan yang berangkat dari eksekusi hasil putusan pengadilan. Sama saja kasus Priok juga berupa penggusuran lahan langsung atau tidak langsung dari dan oleh yang merasa berhak secara hukum [maaf, terlepas dari kemungkinan bahwa hukum bisa direkayasa demi kekuasaan dan kepentingan tertentu semata, terlepas juga dari keterangan bahwa bukan makamnya yang akan digusur].

Baru kemudian analogi itu berkembang, selingkuh oleh orang biasa berbeda hebohnya dengan selingkuh yang dilakukan artis beken : penggusuran lahan terhadap lahan biasa ternyata berbeda juga dengan penggusuran lahan yang berkaitan SARA.

Setelah Anda mulai bergerak di luar dasar informasi latar belakang, Anda mulai menyadari bahwa ada lebih ke lowongan kerja informasi kerja terbaru 2010 daripada yang mungkin Anda pikiran pertama.

Ya entah siapa yang dulu pertama kali memunculkan istilah SARA. Sehingga bisa sedemikian sensitive menyusup dalam sendi-sendi pergaulan manusia. Suku, Agama, Ras, Adat. Dan kasus Priok ini telah menyinggung unsur Agama. Keyakinan. Religi. Yang telah diperlawankan dengan kepentingan materi. Materi versus religi. Sehingga masalah penggusuran lahan yang biasanya biasa-biasa saja kita menanggapinya (tidak seheboh ini), akhirnya menjadi masalah yang tidak lagi bisa disebut biasa.

Materi versus religi.
Kemanfaatan materiterhadap status kelayakan sebagai pelabuhan bertaraf internasional terganggu dengan adanya komplek makam Mbah Priok. Keberadaan komplek makam itu sama sekali tidak menguntungkan Pelindo. Bahkan merugikan. Pemberitaan kompas.com pada tgl 14 april kemarin menerangkan mengenai hal terganggunya Tanjung Priok untuk memenuhi syarat sebagai pelabuhan internasional karena sebab adanya komplek makam Mbah Priok. Unsur security katanya. [maf, link pemberitaan ini di search lagi kok gak nemu-nemu juga]
Karena itu wacana untuk menggusur makam Mbah Priok wajar-wajar saja melihat sedemikian pentingnya persyaratan untuk menjadi pelabuhan internsional

Perkembangan selanjutnya benar-benar menjadikan masalah biasa menjadi tidak biasa. Coba kalau lahan penggusuran itu tidak menyangkut SARA. Apakah kabarnya akan sampai ke presiden dan mendapat perhatian lebih sepertipenggusuran (komplek) makam Mbah Priok ini?
(note: untunglah bukan religi versus religi, bisa jadi toh penggusuran makam Mbah Priok dengan alas an sebagai penggusuran sarana kemusyrikan? Wow, bisa lebih dan lebih heboh lagi.. media online yang meliput bisa berlipat-lipat trafiknya, media cetak bisa sampai bolak balik sipenjaja Koran mengambil dagangannya saking laaaaris manisnya)

Perkembangan pemberitaan selanjutnya sudah semangkin tidak menentu. Menyimak dan secara implisit (apa artinya?) mencoba memahami, banyak dimungkinkan muncul pihak-pihak yang berusahamengail di air keruh. Atau jangan-jangan memang ada yang telah memperkeruh suasana agar bisa mengail manfaat di dalamnya?

Hehe Peristiwa biasa menjadi tidak biasa
Dan orang desa ini masih setia menyorot [hiruk pikuk] kasus Mbah Priok yang berangkat dari sudut pandang analisa orang desa yang lugu dan sederhana

Damai Indonesia !!!

[ditulis oleh: 'Arief]

Saya harap membaca informasi di atas adalah menyenangkan dan pendidikan baik untuk Anda. Proses belajar Anda harus terus-menerus - semakin Anda mengerti tentang subjek apapun, semakin Anda akan dapat berbagi dengan orang lain.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar