Portal. Prokimal Kotabumi Lampung Utara. Seorang Nurcholis, pendiri CMS Endonesia (www.endonesia.org), pada tahun 2000 pernah mengatakan : "Kenapa membangun blog kalau bisa membangun portal? Blog itu mainan anak-anak. Mulai sekarang tiap orang bisa memiliki portal". Orang menyebutnya sebagai slogan "say no to blog". Itu pernyataannya pada Sembilan tahun yang lalu. Waktu itu saya sama sekali belum mengenal apa itu blog. Tapi sudah ada seorang Nurcholis yang berkata seperti itu. Amir Sodikin juga menambahkan kecenderungan itu pada tulisannya, Geliat portal berita dan senjakala blog, yang dimuat pada rubrik tekno.kompas.com pada edisi 14 Agustus 2008. Itu karena mudahnya pemakaian CMS (Content Management System) untuk membangun situs berpenampilan magazine. Template situs dengan type magazine membuat layout menjadi lebih terlihat profesional. Di samping itu, pergantian halamannya pun bisa menjadi dinamis. Dan pemakaian CMS memudahkan para webmaster mengelola penggunaan template magazine. Apa benar memang mudah? Buktinya saya masih belum bisa. Mudah-mudahan informasi yang disajikan sejauh ini telah berlaku. Anda mungkin juga ingin mempertimbangkan berikut ini:
Apa memang begitu yang sedang terjadi? Jika diperhatikan, memang ada beberapa situs portal berita yang sudah bermunculan. Tapi jumlahnya masih kalah jauh jika dibandingkan dengan jumlah blog yang sudah eksis dan baru bermunculan. Bisa dipahami jika perorangan atau kolektif yang tiba-tiba membuat dan mengelola situs seperti itu. Materi berita sepertinya memang conten yang banyak dicari orang. Dari pada beli versi cetaknya, kenapa tidak membaca beritanya di internet saja. Banyak pilihan sumber beritanya dan gratis. Biaya yang timbul hanya untuk membayar biaya akses internet yang tarifnya sudah makin murah. Dari gambaran tadi, wajar saja jika para webmaster menganggap portal berita sebagai situs yang bisa mendatangkan banyak trafik. Semakin banyak trafik, semakin mudah sebuah situs dikomersialkan alias dijadikan ladang uang di internet. Lalu, bagaimana dengan blog? Menurut saya, selama masih ada yang mengelola blog dengan baik dan serius, blog tidak akan kehilangan pembaca. Ada perbedaan yang terasa dalam penyajian content pada blog dibanding situs berita. Blog biasanya lebih mendetail dalam mengulas topik dibanding situs berita. Artikel spesifik pada blog lebih bernilai arsip dibanding materi berita yang mudah menjadi kedaluarsa dalam waktu selisih satu hari. Mengapa saya bicara seperti itu? Hanya ada satu alasannya, karena saya seorang blogger. Apa tidak terlalu subyektif? Biar saja.
Apa memang begitu yang sedang terjadi? Jika diperhatikan, memang ada beberapa situs portal berita yang sudah bermunculan. Tapi jumlahnya masih kalah jauh jika dibandingkan dengan jumlah blog yang sudah eksis dan baru bermunculan. Bisa dipahami jika perorangan atau kolektif yang tiba-tiba membuat dan mengelola situs seperti itu. Materi berita sepertinya memang conten yang banyak dicari orang. Dari pada beli versi cetaknya, kenapa tidak membaca beritanya di internet saja. Banyak pilihan sumber beritanya dan gratis. Biaya yang timbul hanya untuk membayar biaya akses internet yang tarifnya sudah makin murah. Dari gambaran tadi, wajar saja jika para webmaster menganggap portal berita sebagai situs yang bisa mendatangkan banyak trafik. Semakin banyak trafik, semakin mudah sebuah situs dikomersialkan alias dijadikan ladang uang di internet. Lalu, bagaimana dengan blog? Menurut saya, selama masih ada yang mengelola blog dengan baik dan serius, blog tidak akan kehilangan pembaca. Ada perbedaan yang terasa dalam penyajian content pada blog dibanding situs berita. Blog biasanya lebih mendetail dalam mengulas topik dibanding situs berita. Artikel spesifik pada blog lebih bernilai arsip dibanding materi berita yang mudah menjadi kedaluarsa dalam waktu selisih satu hari. Mengapa saya bicara seperti itu? Hanya ada satu alasannya, karena saya seorang blogger. Apa tidak terlalu subyektif? Biar saja.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar